Sabtu, 19 Maret 2011

Saat Menteri Tak Jadi Datang

Hari Jum'at kemarin ada pengalaman yang tak terduga yang ane alami. Kejadian ini sewaktu ane mau sholat jum'at di sebuah Mesjid, setelah sampai ane sedikit terkeju kok ada Pamong Praja disekitar mesjid bahkan parkir motor pun diatur yang biasanya tidak pernah dilakukan. Ane sudah merasakan kejanggalan, dalam hati ane bertanya "Ada Apakah Gerangan?" , yang pasti hal ini bukan karena kedatangan ane :D. Usut punya usut ternyata Mesjid tersebut akan kedatangan seorang Menteri.



Karena ane telah mengambil wudhu ane pun segera sholat sunat tahiyatul masjid dan sesudah itu duduk manis menunggu azan. Kemudian BKM Masjid mengumumkan " Maaf bapak-bapak, berhubung Menteri akan singgah ke mesjid kita ini maka dimohon dengan hormat untuk mengosongkan shaf terdepan untuk para rombongan. Dimohon tanpa mengurangi rasa hormat". Beberapa orang segera beringsut ke belakang, namun ada juga yang bergeming dari tempatnya. Ane bukan duduk di shaf terdepan namun ane termasuk tidak setuju dengan hal ini karena itu namanya tidak toleransi, siapapun yang datang pertama kali maka berhak menempati shaf manapun, baik terdepan, tengah, maupun belakang.

Waktu adzan pun telah masuk, namun sang menteri tak kunjung datang. BKM menunda azan untuk sesaat, setelah tak berapa lama, BKM Masjid pun mengumumkan " Menteri tidak jadi datang ke Mesjid ini karena mendengar azan di Mesjid satunya, jadi beliau singgah di masjid tersebut ". Adzan pun dikumandangkan, ane melihat ke arah luar, rombongan Pamong Praja pun di bawa pergi dengan sebuah mobil ke mesjid sebelahnya.

Ane dapat mengambil pelajaran bahwa manusia telah diperbudak oleh tingkatan, demi menunggu seorang menteri toleransi pun terabaikan, waktu adzan yang telah ditetapkan Tuhan pun diundurkan. Begitu berhargakan sebuah kedudukan???. Ane jadi teringat sebuah perkataan disebuah Film "My Name Is Khan" bahwa Manusia hanya terbagi menjadi dua, Manusia Baik dan Manusia Jahat. Seharusnya beginilah kedudukan manusia diukur : Baik atau Jahat , Bukan Menteri atau rakyat jelata.

Wassalam dan tetap mencoret!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar